top of page

Pertanyaan Umum

Sistemgender

Image by Alexander Grey

Systemgender adalah konsep yang kompleks dan memiliki banyak segi yang berkaitan dengan pengalaman individu mengenai gender dalam sistem dan struktur masyarakat. Hal ini mencakup pemahaman bahwa gender bukan semata-mata identitas individu atau pribadi, namun sangat dipengaruhi dan dibentuk oleh sistem sosial, budaya, dan politik yang lebih luas di mana kita hidup.

Pada intinya, systemgender mengakui bahwa gender tidak bersifat statis atau ditentukan sebelumnya, melainkan sebuah konstruksi yang berubah-ubah dan dinamis yang dinegosiasikan dan dinegosiasi ulang dalam berbagai sistem kekuasaan dan hak istimewa. Hal ini mengakui bahwa gender bukan semata-mata tentang perasaan internal seseorang, namun juga tentang bagaimana perasaan itu ditempatkan dalam konteks yang lebih luas yaitu keluarga, komunitas, budaya, dan masyarakat.

Dalam kerangka sistem gender, gender dipandang sebagai konstruksi sosial dan budaya yang tertanam kuat dalam struktur sejarah, ekonomi, dan politik. Hal ini mengakui bahwa struktur-struktur ini menciptakan jaringan ekspektasi, norma, dan bias yang kompleks yang membentuk bagaimana gender dipahami, dihargai, dan ditegakkan dalam masyarakat. Pengakuan ini menantang model gender biner tradisional, yang hanya mengedepankan dua kategori berbeda – laki-laki dan perempuan – dan sebaliknya mengusulkan pemahaman yang lebih inklusif dan bernuansa mengenai keberagaman gender.

Systemgender juga mengakui adanya interaksi antara berbagai bentuk penindasan dan marginalisasi, seperti seksisme, rasisme, abilityisme, dan homofobia/transfobia. Hal ini mengakui bahwa individu dengan identitas sosial yang berbeda menghadapi hambatan dan tantangan yang berbeda berdasarkan pengalaman interseksional gender mereka dalam sistem ini. Misalnya, systemgender mengakui bahwa perempuan kulit berwarna mungkin mengalami gender dengan cara yang berbeda dari perempuan berkulit putih, karena pengalaman mereka dibentuk oleh seksisme dan rasisme.

Konsep ini juga menyoroti pentingnya dinamika kekuasaan dalam membentuk dan melanggengkan norma dan harapan gender. Hal ini mengakui bahwa individu dan kelompok tertentu mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar dalam sistem masyarakat, dan bahwa kekuasaan ini dapat digunakan untuk memperkuat hierarki dan ketidaksetaraan gender yang ada. Misalnya saja, kesenjangan upah berdasarkan gender terjadi karena adanya diskriminasi gender yang sistemik di tempat kerja, yang mana perempuan, individu transgender, dan identitas gender yang terpinggirkan sering kali dibayar lebih rendah untuk pekerjaan yang sama dibandingkan laki-laki cisgender.

Systemgender menentang anggapan bahwa gender hanyalah tanggung jawab atau pilihan individu, dan sebaliknya menekankan bahwa gender dipengaruhi oleh dan mempengaruhi sistem kekuasaan yang lebih besar. Hal ini mengakui perlunya perubahan sistemik untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua gender.

Kesimpulannya, systemgender adalah sebuah konsep yang kaya dan luas yang mendorong kita untuk mengkaji secara kritis gender di luar identitas individu. Hal ini mengakui kompleksitas dan ketidakstabilan gender, serta keterhubungannya dengan berbagai sistem dan struktur. Dengan memahami dan menangani gender dalam konteks yang lebih luas ini, kita dapat berupaya menghilangkan sistem yang menindas dan menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif bagi individu dari semua jenis kelamin.

bottom of page